Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) akan segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski mendapatkan kritikan dari banyak kalangan, tak membuat pemerintah gentar.
Bahkan, salah satu anggota setgab koalisi pendukung pemerintah, yakni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mbalelo menolak kenaikan harga BBM. PKS pun siap dengan segala risiko akibat penolakan ini, termasuk penggantian 3 menteri dari PKS yang saat ini masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
Saat jumpa pers kemarin di Istana, Presiden SBY membeberkan beberapa alasan kenapa pemerintah bersikeras menaikkan harga BBM. Salah satunya, subsidi BBM yang selama ini digelontorkan oleh pemerintah ternyata sebagian besar dinikmati oleh orang-orang yang tidak tepat. Banyak orang kaya yang justru menikmati subsidi BBM ini.
Berikut 5 pembelaan SBY menaikkan harga BBM aseperti yang dia sampaikan saat jumpa pers di Istana kemarin, Rabu (12/6):
1. Bukan kebijakan asal-asalan
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terus mendapat kritikan dari berbagai pihak. Serangan atas kebijakan tersebut tidak hanya dari unsur politik saja, tapi juga datang dari masyarakat dan praktisi. Untuk kesekian kalinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui bahwa pemerintah tidak punya jalan lain dalam kerangka penyelamatan anggaran negara selain menaikkan harga BBM. Namun SBY memastikan bahwa kebijakan tersebut sudah diperhitungkan dengan sangat matang.
"Bukan kebijakan asal-asalan," ujar SBY saat jumpa pers usai rapat koordinasi terkait perkembangan ekonomi terkini di Istana Negara, Selasa (12/6).
Kepala negara mengaku terpaksa mengambil kebijakan kenaikan harga BBM lantaran tidak ada jalan keluar lain untuk menyelamatkan kondisi ekonomi nasional. Terlebih, setelah hasil kajian menggambarkan bahwa selama ini subsidi BBM tidak tepat sasaran.
"Ternyata yang menikmati golongan kaya yang sepatutnya tidak mendapat subsidi," jelasnya. Lebih lanjut SBY mengatakan, banyak kritik keras yang dialamatkan ke pemerintah terkait kebijakan ini. Terlebih, ada pihak-pihak yang disebut SBY mengklaim mencintai rakyat dengan gerakan menolak kenaikan harga BBM.
SBY menuturkan, dengan mengurangi alokasi anggaran subsidi BBM, pemerintah memiliki ruang untuk alokasi anggaran infrastruktur dan penanggulangan kemiskinan. Menurutnya, tidak mungkin membiarkan anggaran subsidi terus menggerogoti anggaran negara.
Presiden mengaku pemerintah tidak mengambil keuntungan apapun dari kebijakan ini. "Tidak ada yang senang-senang ketika mengambil kebijakan kenaikan harga BBM," ucapnya.
2. Agar tak bebani presiden selanjutnya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan bahwa pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)bersubsidi. Rencana tersebut sudah dimasukkan dan tengah dibahas antara pemerintah dan DPR melalui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2013.
"Konsekuensi realistis naikkan harga BBM. untuk membuat sehat APBN," ungkap SBY saat jumpa pers usai rapat koordinasi terkait perkembangan ekonomi terkini di Istana Negara, Selasa (12/6).
SBY menyebut kenaikan harga BBM adalah solusi menyelamatkan perekonomian nasional. Sebab, subsidi BBM sudah terlalu membebani anggaran negara, sehingga jalan satu-satunya saat ini adalah menaikkan harga BBM.
Meskipun masyarakat menolak dan memprotes kebijakan kenaikan harga BBM, pemerintah bergeming. Wacana kenaikan harga BBM bukan hal baru. SBY menyebutkan, sejak 2011 sudah banyak tekanan dan dorongan agar pemerintah mengambil kebijakan menaikkan harga BBM lantaran harga minyak mentah meningkat di pasar dunia. Tapi, SBY mengaku lebih memilih cara lain.
3. Kenaikan BBM bentuk cinta rakyat
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono gerah dengan kelompok-kelompok tertentu yang menolak rencana kenaikan BBM yang mengatasnamakan rakyat. Terlebih penolakan kenaikan BBM tersebut juga mengatasnamakan mencintai rakyat.
Menurut SBY, bukan mereka saja yang mencintai rakyat. Pemerintah juga mencintai rakyat, dan kebijakan untuk menaikkan BBM tidak bisa dikatakan sebagai kebijakan yang tidak mencintai rakyat.
"Kami semua juga mencintai rakyat, namun kenaikan BBM kali ini tidak bisa dielakkan," ujar Presiden SBY saat membacakan pidatonya di Istana Kepresidenan, Rabu (12/6).
Menurut SBY, kenaikan BBM tidak bisa dielakkan, tetapi untuk masyarakat golongan tidak mampu akan mendapat kompensasi.
"Ada bantuan dan proteksi sosial, dana kompensasi yang kita berikan kepada saudara kita yang tidak mampu," ujar SBY.
Menurut SBY, rencana kenaikan BBM sudah disetujui DPR termasuk pemberian kompensasi kepada kelompok warga yang kurang mampu. SBY pun meminta semua pihak bisa memahami keputusan pemerintah menaikkan BBM kali ini.
4. Siap ambil risiko politik
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sudah tidak bisa dihindari lagi. Kebijakan menaikkan harga BBM memang tidak populer dan akan menurunkan citra pemerintahan di depan rakyat. SBY siap dengan segala akibatnya.
"Saya mengambil risiko politik itu. Karena jika dibiarkan ekonomi kita akan menurun. Adakah yang ingin ekonomi kita turun," kata Presiden SBY dalam jumpa pers di Istana Negara, Rabu (12/6).
SBY mengaku tak ingin membebani presiden selanjutnya yang akan terpilih tahun 2014 mendatang. BBM harus dinaikkan segera.
Ketua Umum Partai Demokrat ini pun menyindir parpol yang membuat keruh suasana dengan menolak kenaikan BBM. SBY meminta segala kepentingan politik dijauhkan dari kenaikan BBM.
"Hilangkan segala kepentingan praktis, menjelang 2014. Marilah kita semua bersatu. Ada hal yang sama-sama harus kita lakukan," kata SBY.
5. Bukan untuk kepentingan 2014
Presiden SBY menegaskan kebijakan menaikkan harga BBM ini bukan untuk pencitraan apalagi untuk kepentingan 2014. SBY mengaku kebijakan ini murni untuk kepentingan rakyat.
"Hilangkan segala kepentingan praktis, menjelang 2014. Marilah kita semua bersatu. Ada hal yang sama-sama harus kita lakukan," kata SBY, Rabu (12/6) kemarin.
Saat ini, kata SBY, pemerintah tidak punya pilihan lain. Menurutnya, kenaikan harga BBM sudah dipertimbangkan dengan matang. "Kita hitung dengan seksama dan sudah masuk dalam perhitungan RAPBN-P. Dan ini wewenang pemerintah, DPR tidak bisamenolak," tegasnya.
SBY juga mengatakan alasan lain mengambil kebijakan kenaikan harga BBM. SBY mengaku siap menanggung risiko dan tanggung jawab atas kebijakan yang tidak populis ini daripada menyerahkan beban ke pemerintahan selanjutnya.
"Saya tidak ingin membebani presiden yang akan datang karena harus menaikkan harga BBM padahal baru awali masa bakti dan tugasnya," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar