Senin, 24 Juni 2013

Masih ada kemungkinan harga BBM subsidi diturunkan

Pemerintah mendadak membuka peluang untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tahun depan. Pasalnya, kenaikan BBM pekan lalu dinilai sebagai langkah darurat saja untuk penyelamatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 yang hampir melewati batas defisit.


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyatakan pemerintah akan melihat perkembangan ekonomi terkait harga BBM. Ditemui saat membagikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kantor Pos Cabang Sesetan Denpasar, Bali, dia menilai masih ada peluang harga premium dan solar subsidi diturunkan.

"Kita lihat nanti. Banyak yang menjadi pertimbangan," ujarnya di Bali, Senin (24/6).

Beberapa indikator yang menjadi acuan pemerintah, imbuh Jero, adalah kondisi perekonomian dunia, harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price oil (ICP) dan pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Meski demikian, Menteri ESDM enggan memperkirakan soal waktu penurunan harga itu.

"Saya tidak tahu kapan. Kembali, kita lihat nanti," tuturnya.

Seperti diketahui, pada Jumat minggu lalu, pemerintah mengumumkan penaikan harga BBM bersubsidi. Harga premium naik Rp 2.000 dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter. Sementara solar naik Rp 1.000 dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 per liter.

Kenaikan harga BBM ini akan diikuti oleh pemberian bantuan sosial, seperti BLSM sebesar Rp 150.000 per bulan, kepada masyarakat miskin yang akan terkena dampak terberat dari kebijakan ini.

Menilik kebijakan masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, penurunan harga BBM itu sangat mungkin terjadi.

SBY menaikkan harga BBM menjadi Rp 2.400 per liter pada Maret 2005. Harga BBM kembali naik menjadi Rp 4.500 per liter pada Oktober 2005. SBY kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp 6.000 per liter pada 23 Mei 2008.

Di penghujung 2008 atau menjelang Pemilu 2009, SBY menurunkan harga BBM menjadi Rp 5.500 per liter. Harga BBM kembali turun menjadi Rp 5.000 per liter pada 15 Desember 2008. SBY kembali menurunkan harga BBM menjadi Rp 4.500 per liter pada 15 Januari 2009.

Presiden cukup bangga dengan fakta bahwa dirinya sanggup menaikkan dan menurunkan harga BBM di satu masa bakti kabinet.

"Kita pernah menaikkan harga BBM tiga kali dalam sejarah, dan menurunkan tiga kali. Sejarah itu masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan menurunkan dalam KIB yang sama," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden, Rabu 22 Februari 2012 lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar