Kamis, 13 Juni 2013

5 Barang kebutuhan masyarakat melonjak sebelum kenaikan BBM

Tahun ini bakal menjadi tahun yang cukup berat bagi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di tahun terakhir pemerintahan Kebinet Indonesia Bersatu jilid II, pemerintah dihadapkan pada berbagai persoalan. Tidak hanya di bidang politik, hukum, sosial, tapi juga di bidang ekonomi.

Kondisi perekonomian nasional mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Anggaran negara pun semakin terbebani dengan makin besarnya alokasi anggaran subsidi. Kondisi fiskal tersandera, APBN diakui tak lagi sehat lantaran anggaran subsidi yang terlalu besar.

Presiden SBY pun secara tegas mengatakan bakal menaikkan harga BBM. SBY mengaku, pemerintah seolah tidak punya pilihan lain dalam kerangka penyelamatan APBN selain menaikkan harga.

Kepala negara memastikan kebijakan ini sudah diperhitungkan dengan sangat matang. "Bukan kebijakan asal-asalan," tegas SBY saat jumpa pers usai rapat koordinasi terkait perkembangan ekonomi terkini di Istana Negara, Rabu (12/6).

Rencananya, setelah APBN-P 2013 diketok DPR bulan ini, pemerintah akan menerapkan kebijakan harga BBM yang baru. Premium naik Rp 2.000 per liter menjadi Rp 6.500 dan Solar naik Rp 1.000 per liter menjadi Rp 5.500.

Kebijakan ini belum diberlakukan, harga kebutuhan masyarakat sudah lebih dulu bergejolak. Wacana kenaikan harga BBM ternyata berhasil membuat harga bahan pangan kebutuhan masyarakat melonjak tajam.

"Hampir semua harga naik. Bahkan naiknya 2-3 kali lipat," ujar Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran kepada merdeka.com, Rabu (12/6)

berikut lima bahan kebutuhan masyarakat yang naik mendahului kenaikan harga BBM.

1. Telur


Ketua APPSI Ngadiran menyebutkan, salah satu bahan pangan yang harganya melonjak tajam di pasar tradisional adalah telur.

Biasanya, telur dijual Rp 14.000 per kilo. "Sekarang Rp 17.000 per kilo," ujar Ngadiran.

2. Cabe


Ngadiran menuturkan, harga cabe saat ini semakin pedas. Sebab, harganya melonjak dua kali lipat dari biasanya. Tidak hanya cabe rawit, cabe keriting pun mulai merangkak naik.

Biasanya cabe keriting dijual Rp 14.000-15.000 per kilo. Saat ini harganya mencapai Rp 31.000 per kilo. Cabe rawit punya rekam jejak yang sama. Jika biasanya dijual Rp 16.000, kini harga cabe rawit dijual Rp 42.000 per kilo.

3. Gas elpiji


Beberapa pekan terakhir ini, masyarakat dikejutkan dengan menghilangnya gas elpiji 3 kg dan 12 kg di pasaran. Pasokan gas minim. Kalaupun ada, harganya gila-gilaan.

Di ibu kota Jakarta, untuk tabung gas 3 Kg, pedagang eceran menjualnya dengan harga Rp 16.000 per tabung. Bahkan, ada juga yang menjual dengan harga Rp 30.000 per tabung. Untuk gas elpiji 12 kg, biasanya dijual hanya Rp 75.000, kini harganya di atas Rp 80.000-90.000.

4. Jengkol dan petai


Harga jengkol meroket tajam beberapa pekan terakhir. Harga varietas polong-polongan pencegah penyakit diabetes ini menembus Rp 50.000-60.000 per kilogram (kg). Padahal, harga normalnya hanya Rp 8.000-10.000 per kg.

Harga jengkol bahkan lebih tinggi dari beberapa bahan pokok lain seperti daging ayam boiler. Per 28 Mei, harga ayam boiler di pasaran hanya Rp 26.122 per kg.

Harga petai pun meroket tajam. Jika biasanya hanya dijual Rp 5.000 untuk satu papan, kini harganya menjadi tiga kali lipat. Harga petai di pasaran menembus Rp 15.000-20.000 per kg.

5. Gula


Salah satu komoditas yang harganya melonjak naik menjelang kenaikan harga BBM adalah gula. Ngadiran menyebutkan, biasanya gula dijual seharga Rp 5.000 per kilo.

Sekarang harganya mencapai Rp 12.000 per kilo. "Kalau jualnya terlalu mahal, bakal ditinggal pembeli," ujar Ngadiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar