MEDAN | MJP
Anggota DPRD Sumut Ramli khawatir, terumbu karang yang ada di Pulau-Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan hancur akibat masih berlangsungnya aksi bom ikan yang terkesan dibiarkan selama lebih 40 tahun.
“Setiap satu jam sekali terjadi bom ikan yang diduga dilakukan nelayan setempat,” ujar Ramli, anggota dewan dari Dapil Nias ini kepada pers di gedung dewan, Senin (10/6).
Hal itu ditandaskan anggota Komisi D DPRD Sumut dari Fraksi Demokrat itu, terkait kunjungan reses ke beberapa kecamatan di Nias Selatan pekan lalu. Menurut Ramili, dari data yang ada, sudah 86 persen terumbu karang hancur terkena bom, dan ratusan ton ikan dibawa ke luar Nias.
Ia sangat khawatir, aksi untuk mendapatkan ikan secara mudah ini terus berlangsung, karena sejauh ini belum ada tindakan berarti dari aparat kepolisian setempat.
“Yang saya dengar, petugas kepolisian di sana minim sekali, hanya 11 personel, belum lagi ketidakcukupan bahan bakar untuk mengejar pelaku pemboman ikan,” lanjutnya.
Diakui, jajaran kepolisian di sana memang berhasil mengungkap kasus-kasus pemboman ikan di Pulau Pulau Batu, namun sejauh ini tidak diproses secara hukum. “Ada memang yang ditangkap, tapi tak jelas bagaimana,” tegasnya.
Yang paling berbahaya, lanjut Ramli, pengeboman ikan yang sudah berlangsung selma 40 tahun diduga dilakukan para nelayan setempat. “Saya dengar, mereka sendiri yang merakit dan membuat bom ikan itu. Diduga ini dilakukan atas suruhan pengusaha ikan dari luar Nias,” sebutnya.
Begitu juga bahan peledaknya disinyalir dikirim dari luar Nias. Ramli mendesak aparat kepolisian di Nias dan Kapoldasu untuk bertindak cepat menghentikan aksi pemboman ikan, guna mencegah rusaknya citra Pulau Pulau Batu yang di era tahun 1980-90-an dikenal dengan pulau dolar ini dan penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Nias.
OBYEK WISATA
Pulau-Pulau Batu, Nias Selatan dikenal sebagai obyek wisata di Sumatera Utara karena keindahan pantainya. Daerah ini terletak di Kepulauan Batu lepas pantai selatan pulau Nias. Wilayah ini merupakan daerah Kepulauan yang terdiri dari 101 pulau-pulau kecil yang terbagi dalam 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Pulau-pulau Batu, Hibala dan Pulau-pulau Batu Timur dan saat ini sudah bertambah lagi 4 kecamatan baru. Oleh masyarakat setempat kumpulan pulau ini disebut”Hulo Batu” sebuah istilah khas.
Tidak semua Pulau-pulau tersebut berpenduduk. Dengan segala keindahan dan potensinya, Ramli dengan tegas meminta semua pihak dan elemen, termasuk tokoh adat, jajaran eksekutif, legislatif dan kepolisian untuk bersinergis mencari solusi dan jalan keluar terhadap berlangsungnya aksi pemboman ikan di Nias.
Ramli khawatir, jika dibiarkan, bukan mustahil terjadi perang saudara karena di Nias, karena pemboman ikan justru dilakukan orang Nias sendiri. “Suatu saat nanti, jika pelakunya tertangkap, dikhawatirkan diyakni akan terjadi tindak kekerasan,” ujarnya. (Budi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar