Wacana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi pembicaraan hangat masyarakat. Tidak hanya itu, para politikus pun ikut mengkritik wacana tersebut.
Politikus PDI Perjuangan dan anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani Hilman menilai, kenaikan BBM dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) bentuk kecurangan politik. BLSM dianggap tidak mendidik rakyat dan pemerintah dianggap tidak transparan soal jebolnya APBN.
"Ini bentuk kecurangan politik yang dilakukan pemerintah. Tidak terus terang menjelaskan faktor-faktor fundamental penyebab APBN jebol, tapi langsung menyalahkan rakyat. Bentuk apapun sebagai pengganti kenaikan BBM adalah bentuk tipu daya pemerintah saja," kata Dewi di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (7/6).
Menurut Dewi, seharusnya masih banyak alternatif yang bisa dipilih pemerintah untuk menutup defisit negara, salah satunya penghematan biaya cost recovery. Selain itu, pihaknya juga berusaha memberikan solusi lain bagi pemerintah. Karena kenaikan harga BBM telah membebani masyarakat.
"Kami sedang menghitung dan akan memberikan alternatif solusi kepada pemerintah. Sebenarnya tidak ada kesulitan penerapan jika pemerintah niat dan mau. Masalahnya pemerintah hanya mau cari gampang saja dan membebani rakyat sedemikian rupa," ujar Dewi.
Dewi menegaskan, dengan adanya BLSM yang ditawarkan pemerintah itu hanya akan menjadi 'permen manis' sementara untuk masyarakat. Jika kenaikan BBM terjadi menurutnya itu juga akan menjadi beban berat masyarakat. Dewi setuju jika masyarakat melakukan penolakan pada kenaikan BBM.
"BLSM hanya sebagai 'permen' pemanis sementara, tapi akibat kenaikan bisa tidak ada batasnya, kasihan rakyat! tolak kenaikan BBM!," imbuh Dewi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar