JAKARTA- Guna menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi salah satu keharusan untuk dikuasai. Salah satunya adalah sistem National Single Windows (NSW). Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Hatta Rajasa, ketika membuka 2nd ASEAN Chief Information Officer (CIO) Forum 2013 di Auditorium BPPT Jakarta, Senin, 10 Juni 2013.
Dengan menguasai sistem TIK, maka akan mempermudah berlangsungnya proses ekspor dan impor yang terjadi di Indonesia. "Sistem perdagangan di kawasan ASEAN saja sudah pakai NSW, mau ekspor nggak perlu datang ke pelabuhan. Di mana saja bisa ekspor pakai sistem NSW," ujar Hatta.
Pria asal Sumatera Selatan ini menjelaskan, Sumber daya manusia (SDM) akan memiliki peran penting dalam penerapan NSW. Pengoperasiannya akan menjadi baik, apabila seluruh kewenangan dan regulatory yang saat ini tercecer di setiap Kementerian mampu diletakkan pada satu sistem, yakni NSW.
"Nanti akan ada NSW, itu operasinya akan baik semuanya apabila seluruh kewenangan dan regulatory-nya yang pada tercecer di kementerian, diletakkan pada satu sistem, diberi kewenangan pada satu sistem untuk mengoperasikan itu,"tambahnya.
Salah satu yang masih menjadi kendala adalah masalah izin impor. Kakek satu cucu ini menilai, jika izin impor tidak diletakkan dalam NSW, akan terus berkutat di masing-masing kementerian, yang pada akhirnya menjadi tanggung jawab SDM.
Oleh karena itu, Hatta ingin dengan NSW, seluruh regulatory diharapkan masuk dalam satu sistem yang pengoperasiannya sedikit kemungkinan tersentuh SDM. Sehingga, dengan sistem ini meminimalisir terjadinya tindak korupsi.
"Jadi less paper work, dan kecil bersentuhan dengan manusia. Inilah yang disebut birokrasi critical reform, sehingga kemungkinan terjadinya Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) kecil, karena yang bergerak sistem," pungkas besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.(AR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar