Saat ini para konsumen dalam negeri lebih memilih untuk belanja ke pasar modern seperti mal dan pusat-pusat perbelanjaan lain ketimbang di pasar tradisional. Perilaku tersebut mengakibatkan tumbuhnya pusat perbelanjaan baru yang ada di kota-kota besar di Indonesia.
"Jumlah konsumen yang berubah perilakunya dengan memilih toko modern bakal terus membengkak," ujar Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen, Agus Pambagio.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Handaka Santosa, saat ini konsumen yang memilih berbelanja ke pasar tradisional masih 65 persen, sedangkan mereka yang memilih ke pasar modern baru 35 persen.
Namun jumlah konsumen yang akan beralih ke pasar modern benar akan terjadi jika pemerintah tidak membenahi pasar tradisional. Data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebutkan, Jakarta masih menjadi tempat berkumpulnya pusat perbelanjaan. Hingga 2012, jumlah mal dan pusat perbelanjaan di Jakarta mencapai 74 mal.
"ITC dan mal. Itu Jakarta saja. Kalau seluruh Indonesia itu ada sekitar 240 (pusat perbelanjaan)," jelasnya.
Mal juga dapat menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta. Pasalnya, mobil-mobil berlalu lalang dan membuat antrean panjang saat ingin memasuki mal tersebut. Selain itu, mal-mal biasanya terletak di persimpangan jalan.
Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman mengungkapkan kerugian akibat kemacetan karena minimnya infrastruktur di Jakarta bisa mencapai Rp 8 triliun per tahun.
Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, daftar pusat perbelanjaan atau mal yang selalu menjadi biang macet karena lokasinya berdekatan dengan jalan raya atau terletak di persimpangan jalan, yakni, Plasa Semanggi, Cibubur Junction, Citos, Mal Taman Anggrek, Tamini Square, Mal Ciputra, Atrium Plaza, ITC Mangga Dua, Blok M Plaza, Pasaraya Manggarai, Ramayana Kramatjati, Mal Ambasador, Slipi Jaya, ITC Roxy Mas.
Lalu ada Grand Indonesia, Central Park, FX Plaza, ITC Mangga Dua, Pasar Pagi Mangga Dua, mal Kelapa Gading, mal Sunter, Kelapa Gading Trade Center, Pluit Village, WTC Mangga Dua, mal Artha Gading, Sports mal Kelapa Gading, mal of Indonesia, Emporium Pluit mal, La piaza, Koja Trade Mal, Pusat Perbelanjaan blok A Tanah Abang, ITC Cempaka Putih, Gandaria City, Pejaten Village, Supermal Karawaci.
Berikut tamoranews.com merangkum mal terbesar penyebab kemacetan tersebut yang ditengok dari merdeka.com.
1. Mal Taman Anggrek
Mal Taman Anggrek memiliki luas area 360.000 meter persegi. Mal ini menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia dan termasuk dalam jajaran 10 mal terbesar di dunia.
Mal yang berlokasi di Jakarta Barat dan mulai dibuka pada 1996 ini menyuguhkan jasa ice-skating, dua department store besar, aula utama yang sangat luas. Di atas mal ini juga terdapat apartemen dengan tujuh menara, dua buah kolam renang dan sebuah lapangan besar.
2. Mal Artha Gading
Mal Artha Gading adalah pusat perbelanjaan yang diprakarsai oleh Artha Graha Group. Mal ini mengambil berbagai macam tema desain yakni menara miring pisa, gajah-gajah persia sampai candi-candi Indonesia di pintu masuknya.
Mal ini memiliki luas area 270.000 meter persegi. Meski sangat besar namun sayangnya sebagian besar gerai di dalamnya tidak terisi.
Untuk ukuran gedung, mal yang dibangun pada 2005 dan dibuka pada 2007 ini menjadi yang terbesar di antara seluruh mal di Jakarta Utara dan Timur.
3. Grand Indonesia
Mal yang berdiri di atas lahan seluas 250.000 meter persegi ini dinobatkan sebagai mal paling mewah di Indonesia. Mal yang dibangun oleh Djarum Grup ini berlokasi di Jakarta Pusat.
Pengunjung mal ini dimanjakan dengan bioskop Blitz Megaplex dan Gramedia terbesar di Indonesia. Desain interior pusat perbelanjaan ini dipercantik dengan taman Jepang dan koridor ala Timur Tengah.
4. Gandaria City
Mal dengan pengembang Pakuwon Grup ini berdiri di atas lahan seluas 220.000 meter persegi. Mal ini berada dalam superblok yang termasuk apartemen, kantor dan hotel.
Salah satu permasalahan yang dihadapi mal ini adalah jalan arteri yang menjadi aksesnya sudah sangat penuh. Pengelola akhirnya memutuskan menganggarkan dana untuk pelebaran jalan, pembuatan jalan baru dan pembangunan terowongan orang.
5. Supermall Karawaci
Mal yang terletak di daerah Tangerang area Lippo Village Karawaci dan dikelola oleh Grup Lippo ini memiliki luas sekitar 187.000 meter persegi. Dalam pusat perbelanjaan ini terdapat area restoran besar dan sebuah taman bermain dengan jet-coaster didalamnya.
Mal yang pernah menjadi korban pembakaran pada rusuh 1998 ini telah dilakukan renovasi dengan menambah luas bangunan dan gerai internasional untuk mengatrol kemewahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar