Selasa, 18 Juni 2013

Cara mahasiswa tahun 60-an demo Soekarno tolak kenaikan BBM

Demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terjadi di beberapa kota di Indonesia, tak terkecuali di Jakarta. Mulai organisasi kemahasiswaan, buruh, hingga koalisi masyarakat sipil serentak menolak kebijakan pemerintah itu. Bahkan beberapa aksi demonstrasi mahasiswa berakhir ricuh, mereka bentrok dengan aparat.


Di Makassar misalnya, beberapa kali mahasiswa terlibat saling pukul dengan polisi. Di Jakarta, Mahasiswa UKI pun sama, mereka saling timpuk batu dengan aparat keamanan. Begitu juga di depan kompleks gedung DPR RI, demo buruh dan mahasiswa juga sempat ricuh.

Dulu, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan BBM yang berujung pada kenaikan harga bahan-bahan pokok makanan juga pernah dilakukan mahasiswa. Tuntutan mahasiswa ketika itu dirangkum menjadi Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat).

Ceritanya, waktu itu pemerintah menggelar sidang paripurna Kabinet Dwikora pada 6 Oktober 1965. Presiden, memutuskan penyelesaian politik Gerakan 30 September 1965 akan ditangani langsung oleh presiden. Namun penyelesaian masalah tak kunjung selesai sehingga menimbulkan kecemasan.

Situasi bertambah parah karena memburuknya kondisi ekonomi yang mengakibatkan kesejahteraan masyarakat semakin merosot. Laju inflasi waktu itu mencapai 650 persen. Untuk mengatasi krisis, pada 13 Desember 1965 pemerintah mengumumkan kebijakan devaluasi nilai rupiah, yaitu Rp 1.000 uang lama menjadi Rp 1 uang baru.

Puncak kegerahan mahasiswa terjadi ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada 3 Januari 1966. Serentak mahasiswa yang dimotori oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI), pemuda-pemuda KAPPI dan pelajar KAPI menentang kebijakan itu. Beberapa elemen masyarakat lain juga turut dalam aksi. Gabungan berbagai elemen itu disebut front pancasila.

Tiga tuntutan mereka adalah: bubarkan PKI, rombak kabinet, dan turunkan harga atau perbaikan ekonomi. Waktu itu mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan-jalan. Di Jakarta, mahasiswa kumpul di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Soekarno, menuduh aksi para mahasiswa ditunggangi Amerika melalui CIA.

Pada 21 Februari 1966, Soekarno merombak kabinet yang dinamakan Kabinet Dwikora. Susunan kabinet itu rupanya mengecewakan beberapa orang karena Soekarno justru menyingkirkan orang-orang yang getol meminta pembubaran PKI.

Puncak aksi mahasiswa kala itu adalah turun ke jalan-jalan. Pada hari pelantikan Kabinet Dwikora, 24 Februari 1966, para mahasiswa serentak menggelar demonstrasi. Mereka serentak mengempeskan ban-ban mobil di jalan-jalan di seluruh Jakarta. Akibatnya lalu lintas macet total.

Selanjutnya mereka menyerbu kompleks Istana Presiden. Di sana mereka bentrok dengan aparat keamanan. Satu mahasiswa UI tewas, Arif Rahman Hakim. Demonstrasi terus menjalar ke beberapa lokasi. Kantor Departemen Luar Negeri diserbu pelajar dan mahasiswa pada 8 Maret 1966. Berikutnya kantor berita China Hsia Hua juga dibakar.

Itulah cara mahasiswa Indonesia mendemo Soekarno menolak kenaikan BBM. Tak jauh berbeda dengan yang terjadi sekarang.

Diolah dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar