Ribuan orang yang menentang Presiden Mohamed Mursi berkumpul di Tahrir Square, Kairo, Mesir, Minggu 30 Juni 2013. Mereka meminta Mursi segera mundur sebagai presiden.
Hari ini merupakan peringatan setahun pelantikan Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokrasi. Dikutip dari laman Aljazeera, pendukung Mursi pun akan menggelar demo besar-besaran untuk menyaingi anti-Mursi yang menyebut diri mereka sebagai Tamarod. Arti kata "tamarod" adalah "pemberontakan" atau "pembangkangan."
Dua aksi demo besar-besaran ini dikhawatirkan akan memicu konfrontasi di lapangan. Pada Jumat waktu setempat, pendukung Mursi menggelar aksi dukungan mereka di luar masjid Kairo. Ini merupakan upaya mendahului aksi demo besar di hari Minggu. Mereka mengaku siap mengawal pemerintahan Mursi hingga selesai masa jabatannya.
Anti-Mursi yang dimotori kelompok akar rumput bernama Tamarod mengklaim sudah mengumpulkan tanda tangan dari 22 juta warga Mesir. Isinya, menuntut penggulingan Presiden Mursi. Tanda tangan itu tidak memiliki kedudukan hukum, tapi tetap saja memicu kemarahan kepada Mursi.
Presiden Mursi dinilai membuat sejumlah keputusan kontroversial sejak duduk sebagai presiden pertama hasil demokrasi. Salah satu keputusannya yang paling dikritik adalah dekrit yang dia terbitkan November 2012. Dekrit tersebut melindungi dirinya dari gugatan hukum.
Ekonomi Mesir terjun bebas, nilai mata uang jatuh hampir 20 persen sejak Mursi jadi presiden. Selain itu, investasi asing pun mengering dan bisnis lumpuh karena kelangkaan bahan bakar dan listrik.
Dari sisi HAM, aktivitas HAM mencatat, aksi kekerasan kian meluas. Mursi tak berbuat banyak saat petugas keamanan melakukan pelanggaran HAM.
"Kami sudah memberikan dia kepercayaan membuat program baru. Untuk mengoreksi apa yang Mubarak lakukan kepada Mesir. Tapi, Mursi tidak melakukannya. Jadi, kami berhak menarik kepercayaan yang sudah diberikan warga Mesir kepadanya," tegas Eman el-Mahdy, juru bicara Kampanye Tamarod.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar