Pemerintah bersama Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menyetujui asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014.
Menteri Keuangan Chatib Basri di Gedung DPR, Jakarta, Senin 24 Juni 2013, mengungkapkan bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi di 2014 yang disetujui mencapai 6,4 hingga 6,9 persen.
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi ini masih akan dipengaruhi kondisi global, salah satunya kebijakan stimulus pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) yang di keluarkan bank sentral Amerika Serikat.
Untuk itu, lanjut Chatib, pemerintah akan melakukan langkah-langkah agar pertumbuhan ekonomi 2014 tetap sesuai dengan target 6,9 persen, dengan mendorong fiskal yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan menyadari hal tersebut, fiskal akan didorong untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mendorong rata stabilitas, daya beli masyarakat, serta distribusi komoditas dengan perhatikan kerangka fiskal," kata Chatib.
Sementara itu, di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI Pery Warjiyo menegaskan, ke depan ekonomi Indonesia akan kembali naik setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Kebijakan ini juga mendukung perbaikan dari sisi inflasi, defisit transaksi berjalan, dan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Pery menuturkan, di 2014, inflasi akan merosot di kisaran 3,5-5,5 persen atau masih dalam kisaran target bank sentral sebesar 4,5 plus minus satu persen. Angka ini lebih rendah dari proyeksi lonjakan inflasi di 2013, sebesar 7,2 persen akibat penyesuaian harga BBM.
"Pasca-harga BBM naik, biasanya akan ada inflasi kejut yang berlangsung secara temporer selama tiga bulan. Tapi setelah itu, ekonomi Indonesia akan membaik dan meningkatkan kinerja ekspor dan menumbuhkan investasi," jelasnya,
Berikut, asumsi makro ekonomi 2014 dari pemerintah yang disetujui Komisi XI DPR:
Pertumbuhan ekonomi : 6,4-6,9 persen
Inflasi. : 3,5-5,5 persen
Kurs rupiah : Rp9.600-Rp 9.800 per dolar AS
Suku bunga SPN 3 Bulan : 4,5-5,5 persen.
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) : US$100-115 per barel
Lifting minyak : 900-930 ribu barel per hari
Lifting Gas : 1.240-1.325 MBOEPD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar