Sabtu, 01 Juni 2013

5 Pelawak yang berambisi jadi kepala daerah

Magnet jabatan kepala daerah, tidak hanya memikat politikus maupun pengusaha. Sejumlah pelawak yang biasa tampil di layar kaca, juga tergoda untuk menjajal peluang menjadi penguasa lewat pemilihan kepala daerah.

Bermodal lebih banyak ketenaran, mereka berorasi menyampaikan janji-janji politik saat kampanye dengan harapan masyarakat memilihnya. Namun, tak semua usaha yang mereka lakukan berbuah manis. Ada juga pelawak yang kandas, kalah dengan lawan politiknya.

Berikut kami merangkum lima pelawak yang pernah maju di berbagai pilkada yang dilansir dari merdeka.com.

1. Miing


Tubagus Dedy Suwandi Gumelar alias Miing yang terkenal lewat group lawak Bagito, maju pada pemilihan Wali Kota Tangerang. Miing maju setelah mendapat rekomendasi dari DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

PDIP juga memilih Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Tangerang, Suratno Abubakar, untuk mendampingi Miing.

Miing bermimpi menjadikan Kota Tangerang seperti Singapura. Salah satunya dilengkapi dengan pedestrian serta transportasi air dalam kota.

"Saya ingin menjadikan Kota Tangerang sebagai kota berkelas dunia, kota jasa, kota pariwisata. Kota Tangerang harus seperti Singapura," ujar Miing.

2. Komar


Nurul Qomar atau lebih akrab disapa Komar, merupakan anggota dari grup lawak Empat Sekawan yang dikenal melalui komedi situasi Lika-Liku Laki-Laki.

Komar memantapkan diri maju di pemilihan bupati Cirebon tahun ini. Dia beralasan, seorang pelawak harus bisa berguna untuk rakyat.

Bukan kali ini dirinya maju menjajal sebagai kepala daerah. Sebelumnya, Komar yang masih aktif jadi anggota Komisi X DPR ini pernah ikut pilkada Indramayu. Namun, dia gagal terpilih.

3. Akri Patrio


Muhammad Akri Falaq alias Akri Patrio, dipinang calon bupati Bogor Gunawan Hasan, sebagai wakilnya. Akri yang tergabung dalam group lawak Patrio, sempat meraih sukses melalui program acara Ngelaba.

Di Pilbup Bogor 2013, Akri maju lewat jalur independen. Dengan popularitas yang dimilikinya, Akri berharap mampu menggaet suara golput.

"Niat saya maju untuk memajukan dan menata Kabupaten Bogor. Apalagi dukungan masyarakat begitu deras. Insya Allah, walaupun akan melawan incumbent yang didukung koalisi partai politik besar," ujar Akri.

4. Andre Taulani


Sebelum memutuskan menjadi pelawak, Andre lebih dikenal sebagai musisi era 90-an. Nama Andre kembali melambung setelah menjadi pemain wayang di acara Opera Van Java.

2010 silam, Andre pernah banting stir menjadi politikus. Dia mencalonkan diri sebagai calon wakil wali kota Tangerang Selatan, mendampingi Arsid.

Namun, Andre marus menelan pil pahit. Oleh KPUD, dia dinyatakan kalah. Karena pemilihan dinilai sarat kecurangan, pasangan Arsid-Andre membawa persoalan ke Mahkamah Konstitusi. Akhirnya MK mengabulkan gugatan Andre dan Pilwakot Tangerang Selatan dilakukan ulang.

Tak berbeda dari hasil sebelumnya, perolehan suara Andre juga tak mampu menyalip lawan politiknya. Harapan Andre untuk jadi pejabat daerah pun kandas.

5. Dicky Candra


Pada 2008, pelawak yang memiliki nama asli Raden Diky Candranegara mencalonkan diri jadi wakil bupati Garut, mendampingi Aceng HM Fikri dari jalur independen.

Komunikasi politik yang dibangun dua pasangan ini berbuah manis, keduanya dilantik sebagai kepala daerah baru Garut.

Namun sepanjang menjabat, nampaknya keduanya banyak memiliki ketidakcocokan. Hal itu semakin diperuncing dengan keputusan Aceng menjadi kader Partai Golkar.

Pada tahun 2011, Diky mengundurkan diri dan memilih menjadi orang swasta serta kembali ke dunia hiburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar