Selasa, 18 Juni 2013

5 Capres ini dukung kenaikan BBM

Rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak hanya mendapat dukungan dari beberapa partai politik di DPR. Beberapa tokoh yang disebut-sebut akan maju sebagai calon presiden juga mendukung rencana pemerintah tersebut.

Para capres ini punya alasan masing-masing mendukung rencana pemerintah. Salah satunya adalah karena demi menyelamatkan keuangan negara.

Padahal, mayoritas masyarakat menolak kenaikan BMM. Hal itu terbukti dengan adanya aksi unjuk rasa di berbagai wilayah Indonesia. Mereka dengan lantang menolak kenaikan BBM karena bisa membebani masyarakat.

Mengapa para capres ini justru sepakat BBM naik di tengah penolakan luas dari masyarakat? Berikut capres-capres yang mendukung BBM naik:

1. Prabowo Subianto


Meski Partai Gerindra menolak, secara pribadi Prabowo mendukung langkah pemerintah menaikkan BBM. Rencananya, pemerintah menaikkan BBM pekan ini.

Prabowo punya alasan mengapa ia ikut mendukung rencana pemerintah. "Saya kira BBM bagaimana pun terpaksa dinaikkan. Beban sudah terlalu berat bagi ekonomi nasional," kata Prabowo saat menghadiri seminar nasional memperingati hari kebangkitan nasional di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (30/5) lalu.

Prabowo mendukung asalkan ada perlindungan bagi masyarakat tidak mampu. "Yang penting bagaimana rakyat yang paling miskin terlindungi," lanjutnya.

Soal rencana pemerintah memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), kata Prabowo, pihaknya mendukung asal tidak ada kebocoran dana. "BLSM kita dukung asal jangan ada kebocoran. Kami dapat informasi beras untuk rakyat miskin tidak sampai. Gerinda mendukung, gimana supaya tidak bocor," ujarnya.

2. Aburizal Bakrie


Capres dari Partai Golkar ini sepakat dengan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ical juga berpandangan sama dengan Prabowo.

"Saya katakan harus ada kompensasi jangka pendek," kata Ical usai bertemu dengan Presiden SBY di Kantor Presiden, Rabu (7/5) lalu.

Menurut Ical, subsidi kepada rakyat tak mampu bisa berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), dan beras untuk orang miskin. Ia mengaku tidak menolak jika pemerintah menggelontorkan anggaran untuk kompensasi kenaikan BBM.

"Harus ada BLSM yaitu kompensasi yang sangat pendek untuk menahan gejolak kenaikan harga yang akan dirasakan rakyat miskin," katanya.

3. Hatta Rajasa


Besan Presiden SBY ini paling getol menyuarakan kenaikan BBM. Menteri Koordinator Perekonomian ini juga punya alasan tersendiri.

Menurut capres yang akan diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) ini, kenaikan BBM merupakan langkah yang paling mudah dalam mengurangi beban subsidi BBM yang diperkirakan mencapai Rp 300 triliun tahun ini.

Hatta mengatakan saat ini subsidi BBM tidak tepat sasaran. Pasalnya, hampir 70 persen subsidi dinikmati oleh kalangan orang mampu yang dapat membeli BBM dengan harga keekonomian. "Ini cara yang paling mudah, meski tidak gampang," ujar dia di Malang, senin (6/5).

Hatta menambahkan program pembangunan infrastruktur pedesaan, serta program memajukan sektor pendidikan terutama memberikan beasiswa kepada masyarakat merupakan program yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing. "Kalau ada langkah penghematan BBM, maka kita utamakan program-program tersebut. Setelah itu dibarengi dengan peningkatan infrastruktur pedesaan, memajukan sektor pendidikan serta tidak lupa memberikan beasiswa masyarakat," ujarnya.

4. Jusuf Kalla


Meski belum ada partai yang mengusung, JK juga disebut-sebut berpeluang menjadi capres pada Pemilu 2014 nanti. Sama dengan capres-capres lainnya, JK juga sepakat dengan rencana pemerintah.

"Ini sudah telat dua tahun harusnya sudah dari dulu-dulu kebijakan untuk menaikkan BBM bersubsidi. Mungkin pemerintah masih takut melihat dampak-dampaknya," ujar Kalla di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Sabtu (1/6) lalu.

Kalla mengatakan, seandainya pemerintah mengurangi subsidi BBM sejak dua tahun lalu, tentu pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan terlibas oleh Filipina. "Kita bisa saja melebihi Filipina. Kalau zaman dulu subsidi kita tidak sebesar ini, ekonomi kita pasti akan jauh lebih baik dari mereka," tegas Kalla.

Kalla menyebut pemerintah pernah mengurangi subsidi BBM yang mengakibatkan harga BBM melonjak hingga 120 persen. "Sebenarnya mau dinaikkan 120 persen juga gak papa. Dulu kita pernah naikkan segitu, memang inflasi naik sedikit, tapi inflasi itu hanya enam bulan, kemiskinan naiknya tidak banyak, kemiskinan hanya naik 1 persen pada saat kita naikkan 120 persen malah," imbuh Jusuf Kalla.

5. Gita Wirjawan


Gita yang akan maju sebagai capres dari Partai Demokrat ini juga sepakat dengan rencana SBY. "Semakin cepat harga BBM bisa dinaikkan, semakin kita bisa mengatur neraca perdagangan," kata Gita yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan ini beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pemerintah tetap akan memberikan solusi terbaik agar rakyat tidak menjadi terbebani dengan kebijakan kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM tentunya akan mendorong kenaikan harga komoditas atau inflasi.

"Ini juga maksudnya agar jangan sampai membuahkan tren inflasi yang tidak terkendali," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar