Rabu, 22 Mei 2013

Sejarawan Prancis Bunuh Diri di Depan Altar Notre Dame


Seorang sejarawan dan penulis Prancis bunuh diri di depan altar Gereja Katedral Notre Dame, Selasa waktu setempat. Menurut keterangan polisi, sejarawan itu diketahui bernama Dominique Venner dan kerap melakukan kampanye menentang pernikahan sesama jenis.

Kantor berita BBC, Selasa 21 Mei 2013 melaporkan Venner bunuh diri dengan menembakkan senapan ke dalam mulutnya. Pria 78 tahun ini menghabisi nyawanya di depan 1.500 orang di dalam gereja tersebut.

Polisi kota Paris kemudian mengevakuasi seluruh pengunjung gereja dan menutup tempat ibadah umat Katolik itu. Menurut hasil investigasi awal, Venner tidak membuat pernyataan apa pun sebelum bunuh diri.

Namun polisi menemukan sebuah pesan yang terletak di sebelah jenazahnya. Polisi tidak bersedia mengungkap isi pesan tersebut kepada media.

Sebelumnya Venner diketahui menentang dengan keras keputusan Presiden Perancis, Francois Hollande, yang mendukung Undang-Undang pernikahan sesama jenis. Hal itu terungkap di blog pribadinya yang ditulis Selasa minggu lalu.

"Aksi spektakuler baru dan simbolik diperlukan untuk membangunkan kesadaran publik yang telah lama tidur. Kita saat ini sedang memasuki satu masa yang membutuhkan konsistensi di mana sikap harus sesuai dengan pernyataan," tulis sejarawan sayap kanan ini di blognya.

Sementara politisi sayap kanan, Marine Le Pen, mengatakan aksi Venner merupakan bagian dari skenario politis. Di mata Le Pen, Venner bertujuan ingin membangunkan kesadaran warga Perancis soal pernikahan gay di negara itu.

Le Pen yang diketahui telah memberikan penghormatan terakhir di depan jasad Venner menulis dengan jelas pernyataan tersebut di akun Twitter miliknya. "Hormat saya untuk Dominique Venner yang pada akhirnya melakukan tindakan nyata untuk membangunkan kesadaran publik," tulis Le Pen.

Sementara pemimpin Gereja Katedral Notre Dame, Uskup Patrick Jacquin, mengaku terkejut. Jacquin menyebut ini merupakan aksi bunuh diri pertama yang dilakukan seseorang di depan altar gereja. "Namun kami akan tetap mendoakan pria ini, sama seperti umat lainnya saat mereka meninggal," ujar Jacquin.

Venner sebelumnya juga diketahui adalah mantan anggota organisasi militer rahasia (OAS) yang menentang kemerdekaan Aljazair. Di tahun 1960an organisasi itu mencoba membunuh mantan Presiden ke-5 Perancis Charles de Gaulle. (VN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar