Sebanyak 16 perempuan yang berprofesi sebagai model asal Italia diduga sengaja direkrut untuk berpartisipasi dalam sebuah demonstrasi palsu, di Ibu Kota Roma, Italia, untuk mendukung Presiden Suriah Basyar al-Assad, seperti dikutip surat kabar the Times.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Jumat (31/5), unjuk rasa yang dilakukan untuk mendukung pemerintahan Suriah itu dilakukan di Alun-Alun Santo Apostoli, Roma, pada 22 November 2011, saat perang sipil di Suriah makin berkecamuk.
Para model ini dijanjikan bayaran sekitar Rp 2,1 juta per orangnya. Namun, mereka mulai menggugat perusahaan yang mempekerjakan mereka, sebab para model ini mengklaim tidak dibayar atas pekerjaanya itu.
Menurut pengacara para model ini, Valerio Vitale, gugatan itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa demo yang mereka lakukan itu palsu dan menyatakan bahwa para model ini telah dijanjikan sejumlah uang untuk membawa bendera Suriah dan melontarkan slogan-slogan dukungan terhadap Assad dengan menggunakan bahasa Arab, meski mereka tidak memahami apa artinya.
Dia menyatakan bahwa perusahaan yang mempekerjakan para wanita muda ini telah melakukan apa yang dia sebut sebagai eksploitasi politik.
Salah satu model menyebut bahwa manajer perusahaan itu seorang muslim Italia. Dia menyebut saat itu sang manajer tadi menyatakan tidak ada yang harus tahu berapa bayaran mereka.
"Pemimpin perusahaan itu mengatakan bahwa tidak ada yang harus kami ketahui berapa uang yang bakal kita dapat untuk ambil bagian dalam demonstrasi itu," kata model tidak disebutkan namanya itu.
Dia menjelaskan bahwa perusahaan itu juga setuju untuk menyertakan mereka dalam berbagai acara yang berhubungan dengan Timur Tengah, yang digelar di Roma, dan juga dihadiri para pengusaha asal Arab.
Para perempuan ini juga dipekerjakan untuk menemani dan menari bagi para pelanggan asal Timur Tengah di klub malam atau disko, dan mereka ditawarkan bayaran dua kali lipat untuk ambil bagian dalam demonstrasi.
Kejadian seperti ini bukanlah insiden pertama, di mana model-model asal Italia direkrut untuk ambil bagian dalam acara-acara publik seperti itu. Mantan Presiden Libya Muammar Qaddafi juga pernah membayar sekelompok perempuan untuk berpartisipasi dalam pertemuan agama, di mana para wanita ini kemudian didesak agar pindah dari agama mereka dan memeluk Islam.
Sumber : Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar