Rabu, 19 Juni 2013

Indonesia Siap Jelaskan Kabut Asap ke Singapura


Pemerintah Indonesia akan mengadakan pertemuan teknis dengan pejabat Singapura untuk jelaskan masalah kebakaran hutan sejak Senin 17 Juni lalu. Akibat kebakaran hutan itu, Singapura kena dampak kabut asap.

Usai menerima kunjungan kerja tiga Menteri terkait persiapan Konferensi Tingkat Tinggi APEC ke-21 di Gedung Pancasila, Kemlu, Rabu 19 Juni 2013, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengaku belum tahu kapan dan di mana pertemuan itu akan diadakan. "Mungkin Kamis besok," kata dia.

Marty membenarkan sudah dihubungi Menlu Singapura K Shanmugam yang menanyakan masalah asap. Selain Menlu, Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan juga menghubungi Meneg Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya.

"Kami sudah menginformasikan kepada mereka soal langkah-langkah penanganan yang ditempuh pemerintah Indonesia. Mereka juga mengutarakan keprihatinannya soal kebakaran hutan ini kepada kami," kata Marty.

Marty melanjutkan, semua langkah penanganan sudah dikerjakan kementerian terkait, di bawah koordinasi Menkokesra, Agung Laksono. "Dia sudah menjelaskan langkah-langkah apa saja yang telah ditempuh pemda maupun pemerintah pusat untuk mengatasi asap lintas batas yang diakibatkan titik api di beberapa wilayah di Pulau Sumatera, khususnya di Riau," imbuh Marty.

Dalam kesempatan itu, Marty juga menekankan bahwa kebakaran hutan kali ini muncul bukan karena Indonesia ingin menciptakan permasalahan di kawasan. Dia pun mengakui, kasus kebakaran hutan di Sumatera sudah berlangsung 17 tahun. Meski demikian, bukan berarti Indonesia tidak melakukan apa-apa.

"Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia sudah mulai membuahkan hasil," kata dia.

Pada Senin siang, asap kebakaran hutan di Pulau Sumatera mulai menyebar ke negara-negara tetangga, termasuk Singapura. Kebakaran hutan kali ini memberikan dampak terparah dalam 16 tahun terakhir di Singapura.

Data dari Indeks Standar Polutan pada Senin siang menunjukkan level 80. Apabila melebihi angka di atas 100, maka sudah dianggap tidak sehat.

Pemerintah Singapura kemudian mengimbau warga yang memiliki penyakit jantung dan paru-paru serta mereka yang telah berusia lansia serta anak-anak, jangan terlalu lama berada di tempat terbuka. Menurut situs Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA), kabut itu masih akan ada, beberapa hari ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar