Rabu, 05 Juni 2013

5 Ocehan Ruhut serang PKS

Ruhut Sitompul dari dulu dikenal sebagai politikus yang suka mengomentari berbagai persoalan. Baik di internal Partai Demokrat, atau masalah yang menimpa partai lain. Ocehannya kadang membuat panas kuping kader partai lain.


Terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Ruhut menyindir sikap PKS yang menentang kebijakan itu. Padahal, sebagai partai yang tergabung dalam Setgab Koalisi, PKS, kata Ruhut seharusnya mendukung keputusan pemerintah soal kenaikan harga BBM.

Dari menyebut PKS tidak cerdas hingga mengincar jabatan menteri komunikasi dan informatika yang dijabat Tifatul Sembiring, berikut ocehan-ocehan Ruhut yang menyerang PKS.

1. PKS enggak cerdas

Ruhut menyerang PKS yang belakangan gencar memasang spanduk penolakan kenaikan harga BBM. Kampanye penolakan melalui spanduk itu dinilai pencitraan semata.

"Dengan spanduk-spanduk itu dia pencitraan, dia jemput bola. Dia terlihat tidak cerdas kaitan mengkritisi BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) dan dia sama dengan PDIP," kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (4/6).

Menurut Ruhut, banyaknya spanduk PKS berisi penolakan kenaikan BBM menunjukkan adanya ketakutan luar biasa terhadap polling lembaga survei. Ruhut yakin, kasus suap impor sapi yang menyandera PKS, akan membuat rating partai itu turun.

2. PKS jangan seperti kura-kura dalam perahu

Ruhut menepis tudingan yang dilontarkan PKS, jika kenaikan harga BBM yang dikompensasi dengan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) akan menguntungkan Partai Demokrat.

Ruhut balik menyerang, kader-kader PKS yang berada di pemerintahan justru akan menikmati keuntungan saat mereka membagikan BLSM.

"Rakyat jangan berikan gambaran yang tidak mendidik. Di pemerintah ingat, adalah Demokrat dan koalisi, itu untuk membantu dana rakyat," kata Ruhut.

"Yang bagikan pemkot, pemda, apabila ada pembagian itu, siapa gubernurnya? Mereka malah memanfaatkan. Jadi jangan kura-kura tidak tahu, pura-pura tidak tahu, mereka yang cari untung kalau itu naik," cetus Ruhut.

3. Ruhut mau gantikan Tifatul jadi menkominfo

Ocehan Ruhut terus berlanjut. Sikap PKS menolak kenaikan BBM terus dikritiknya. Anggota Komisi III DPR itu bahkan menyuarakan agar PKS didepak dari koalisi. Bahkan Ruhut mengincar posisi menkominfo yang diduduki kader PKS Tifatul Sembiring.

"Menteri keluar saja. Tempatkan Ruhut jadi menterinya. Saya inginnya Kominfo menggantikan Tifatul, kan saya jubir partai. Tapi sebenarnya saya ingin jadi Jaksa Agung," kata Ruhut yang juga anggota Komisi III DPR di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (4/6).

Bagi Ruhut, lebih baik Demokrat memecat PKS ketimbang PKS memutuskan mundur dari koalisi. "Saya sudah sampaikan ke Syarif Hasan, bisa dibayangkan last minute mereka nanti keluar, ke mana muka kita? Apa tidak mereka saja kita keluarkan," lanjutnya.

Pendapat Ruhut itu didasarkan pada tren elektabilitas PKS. Ruhut yakin, posisi PKS di lembaga survei manapun akan merosot tajam. Hal itu karena kasus suap dan wanita yang menyandera PKS. Ruhut pun mengaku telah membaca PKS akan keluar dari koalisi nantinya.

4. PKS target 3 besar, mimpi kali yee

Ruhut Sitompul tak henti-hentinya mengompori keretakan hubungan antara PKS dan Demokrat di sekretariat gabungan. Setelah meminta PKS didepak dari koalisi, politisi Demokrat itu juga menyebut elektabilitas partai dakwah itu merosot.

Pendapat Ruhut itu didasarkan pada tren elektabilitas PKS. Ruhut yakin, posisi PKS di lembaga survei manapun akan merosot tajam. Hal itu karena kasus suap daging impor dan wanita yang menyandera PKS. Ruhut pun mengaku telah membaca PKS akan keluar dari koalisi nantinya.

"Tandanya sudah banyak. Jangan sampai kita menari di atas gendang PKS. Mereka bilang tidak akan turun polling-nya. Akan tetapi (target) tiga besar, mimpi kali yee. Bisa menang di Sumut, Jabar, hei rakyat tidak tahu sapi dan wanita cantik?" cetus Ruhut.

5. Ruhut minta Demokrat keluarkan PKS dari koalisi

Daripada terus berulah, PKS sebaiknya dikeluarkan dari koalisi parpol pendukung pemerintah. Ruhut menghendaki supaya Partai Demokrat memecat PKS dan membiarkan PKS berjalan menjadi oposisi.

Bagi Ruhut, lebih baik Demokrat memecat PKS ketimbang PKS memutuskan mundur dari koalisi. "Saya sudah sampaikan ke Syarif Hasan, bisa dibayangkan last minute mereka nanti keluar, ke mana muka kita? Apa tidak mereka saja kita keluarkan," lanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar