Selasa, 16 April 2013

5 Cerita amburadul pelaksanaan Ujian Nasional


Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini benar-benar amburadul. Yang paling fatal adalah ditundanya UN di 11 provinsi.

Kejadian ini sungguh terlalu. Bagaimana bisa, hajatan tahunan ini bisa tidak terkoordinir dengan baik.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan langsung menuding PT Ghalia Indonesia Printing yang diberi otoritas mencetak soal Ujian Nasional 2012/2013 sebagai pihak yang bertanggung jawab. Perusahaan itu dianggap lalai karena lebih mengutamakan pencetakan daripada packing.

Sehingga, saat UN tiba soal-soal tidak dapat didistribusikan. 11 Provinsi tak bisa melaksanakan UN pada 15 April dan harus menunggu pekan depan. Soal ditundanya UN hanya salah satu karut marut UN. Bagaimana yang melaksanakan UN tepat waktu? Informasi dari berbagai daerah, pelaksanaan UN juga ditemukan banyak masalah. Berikut informasinya:

1. Soal UN tertukar

Pemerintah sepertinya gagap dalam menghadapi pelaksanaan UN tahun ini. Padahal, UN sudah ada sejak dulu. Tapi toh persoalan selalu berulang tiap tahun.

Seperti kasus yang terjadi di Sumatera Barat. Ada dua sekolah yakni SMA Negeri 1 Batangkapas dan SMA Negeri Pancung Soal. Di SMA Negeri Batangkapas, pengawas menemukan soal ujian bidang studi Bahasa Indonesia tidak sesuai dengan tulisan pada sampul.

Di mana, pada sampul yang bertuliskan Bahasa Indonesia pada jam ujian itu, ternyata setelah sampulnya dibuka, pengawas ruangan menemukan soal ujian yang akan dibagikan ke peserta ujian berisikan soal Bahasa Inggris. Akibatnya sekolah tersebut mengalami kekurangan soal Bahasa Indonesia.

Akhirnya, UN bidang studi Bahasa Indonesia ditunda beberapa jam akibat kesalahan ini. Karena soal ujian tidak cocok dengan isi. Sedangkan soal UN Bahasa Inggris yang ada dalam sampul setelah terbuka tersebut langsung diamankan oleh petugas keamanan dan Tim Pemantau Independen yang ada di sekolah itu untuk menjaga kerahasiaannya.

2. Kertas mudah sobek

Kali ini soal kualitas kertas soal UN. Banyak yang mengeluhkan kertasnya mudah sobek. Banyak para siswa mengeluhkan tipisnya kertas jawaban.

Keluhan disampikan oleh para siswa di Kabupaten Kubu Raya. "Bukan hanya saya yang mengeluh. Teman-teman yang lain juga sama," kata Dara Agusti Maulidia salah seorang peserta UN tahun 2013, di Sungai Raya, Senin (15/4).

Dia mengatakan, tipisnya kertas lembar jawaban tersebut menyebabkan jika lembar jawaban telah diisi dan ingin dihapus dikhawatirkan rusak. "Tadi kawan saya bilang dia waktu menghapus jawaban, kertasnya rusak, sehingga kami jadi takur untuk memperbaiki jawaban yang dinilai salah, karena kalau rusak berdampak fatal, yakni tidak bisa terbaca oleh komputer," ujarnya.

3. Siswa tak tahu ada penundaan

Rupanya, penundaan UN di 11 provinsi tidak semua peserta mengetahui. Banyak pula peserta ujian yang tak tau UN diundur.

Seperti sebagian siswa di Samarinda, Kalimantan Timur. Para siswa ini banyak datang ke sekolah. Mereka tidak diberitahu oleh pihak sekolah jika UN diundur. "Kemungkinan memang ada peserta yang belum mengetahui adanya penundaan UN tetapi itu hanya sebagian kecil saja dan pada umumnya sudah tahu jika pelaksanaan UN ditunda hingga Kamis (18/4)," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Ibnu Araby, Senin (16/4).

Dinas Pendidikan Kota Samarinda kata Ibnu Araby menerima surat resmi penundaan tersebut pada Minggu (14/4) malam. ? "Kami terima pemberitahuan penundaan itu pada Minggu (14/4) kemudian langsung menyampaikan ke semua kepala sekolah penyelenggara UN. Pihak sekolah tentunya memiliki koneksi kepada siswanya baik melalui telepon genggam, jejaring sosial maupun alat komunikasi lainnya untuk menyampaikan penundaan itu," katanya.

4. Pakai soal fotokopi

Bukan hanya soal kualitas kertas rendah atau soal tertukar, tapi ini soal ujian sampai kurang. Kok bisa.

Kasus ini terjadi di MAN 2 Kota Bukittinggi. Sebanyak 70 siswa terpaksa menggunakan soal hasil fotokopi karena soal yang asli habis. ? Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bukittinggi Yuen Karnova, fotokopi soal UN yang kurang tersebut dilakukan di sekolah dengan pengawalan polisi serta disaksikan pengawas dari unsur mahasiswa.

Akibat kekurangan soal itu, UN di MAN 2 terpaksa diundur selama 1 jam dari jadwal semestinya. Harusnya dimulai pukul 07.30 WIB menjadi pukul 08.30 WIB. "Meski ada kekurangan soal serta pengunduran jam ujian namun pelaksanaan UN tetap berjalan lancar," kata dia.

5. Soal tertukar, UN telat 2 jam

Di SMAN 1 Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pelaksanaan UN hampir molor dua jam gara-gara soal ujian tertukar. Soal UN Bahasa Indonesia untuk kelas IPS tertukar dengan kelas IPA.

Wali kelas XII IPS SMAN 1 Singaparna, Toto T Khoeriyah, mengatakan ada 20 siswa kelas IPS ruang UN 13 yang mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan ujian. "Kalau soal di kelas lain semua sudah dibagikan, pukul 07.30 WIB, hanya di ruangan 13 saja yang belum karena soalnya bukan untuk IPS tapi untuk IPA," kata Toto, Senin (15/4).

Akibat tertukarnya soal UN, pelaksanaan UN dalam satu ruangan tersebut terpaksa ditunda, menunggu penggantian soal ujian yang diambil dari soal cadangan dibeberapa sekolah di Tasikmalaya. Selama menunggu, sejumlah siswa tampak diam, bahkan ada yang menangis hingga UN di kelas IPS ruang UN 13 tersebut dilaksanakan sekitar pukul 09.30 WIB. "Dengan kejadian ini, ada siswi yang menangis, mungkin takut ketinggalan ujian," kata Toto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar