Sabtu, 20 April 2013

4 Resep jadi pemimpin Indonesia ala Jokowi


Dukungan terhadap Gubernur Jakarta Joko Widodo untuk menjadi capres kian hari kian kuat. Dari berbagai survei, Jokowi menempati urutan teratas mengungguli nama-nama calon capres 2014 yang sebelumnya sudah mulai bermunculan.

Namun demikian, Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu tetap sama menanggapi soal capres 2014 dalam berbagai kesempatan. Untuk saat ini, dirinya lebih tertarik dan fokus untuk mengatasi persoalan Ibu Kota Jakarta.

"Ya menurut saya, jawaban saya ya sama saja, biar bosen orang. Saya kan orangnya konsisten jawaban saya gak ada bedanya. Saya mau fokus gak mikir survei, gak mikir polling, gak mikir konvensi, gak mikir capres mencapres," ujar Jokowi di Kantor Balai Kota, Jakarta, Rabu (17/4).

Di balik itu, menarik mengamati kriteria-kriteria seorang pemimpin versi Jokowi. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi sering menyampaikan kriteria sebagai pemimpin untuk Indonesia yang lebih maju. Apa saja?

1. Visioner dan berkeadilan

Pada sebuah kesempatan di Universitas Pelita Harapan, Jokowi menjelaskan mengenai konsep Indonesia baru. Menurutnya, untuk membuat Indonesia baru, dibutuhkan seorang pemimpin yang visioner.

"Kita ini butuh kepemimpinan yang visioner," kata Jokowi. Jokowi menjelaskan, kepemimpinan visioner maksudnya adalah bisa menentukan pijakan bangsa dan negara ke depan.

Selain visioner, pemimpin juga harus bisa memberi keadilan bagi semua. "Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah besar diberi ruang. Masyarakat kalau diberi keadilan ntar ikut kok," ujar Jokowi.

Politisi PDIP ini mencontohkan seperti apa yang telah dia lakukan saat pengerukan Kali Pakin, Jakarta Utara. Menurutnya, di samping kanan kiri kali telah diduduki dealer, gudang dan rumah kumuh yang letaknya menjorok ke sungai.

"Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan nggak ada yang protes. Yang besar, sedang dan kecil kita lakukan sama," ucapnya.

2. Punya integritas dan tahan banting

Menurut Jokowi, seorang pemimpin bisa dilihat dari rekam jejak, memiliki integritas dan tahan banting.?

"Kalau pemimpin nggak tahan banting berat juga. Saya jadi gubernur ini sudah banyak yang ngomongin di online, di manapun banyak. Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering kurang sehat. Ya enggak apa-apa. Sampaikan saja. Memang apa adanya seperti itu. Harus punya ketahanan diri kalau diejek. Kalau kita keliru ya pasti di twitter, facebook, online semua mem-bully kita dan itu biasa," jelasnya.

3. Fokus mau membawa negara ke arah mana

Menurut Jokowi, sebuah kota atau negara menurut dia memerlukan identitas diri. Identitas ini penting agar warganya tahu ke mana arah negara dibawa. Hal ini, tidak berbeda jauh dengan kota, sehingga sebuah brand diperlukan.

Kemudian, dia mengatakan memerlukan diferensiasi, yakni negara perlu membedakan diri dengan negara lain. Jadi dunia tahu Indonesia itu seperti apa.

"Harus fokus mau ke mana. Mau jadi negara industri pertanian, ini harus dijelaskan di muka dan rakyat harus tahu rakyat mau dibawa ke mana," jelasnya.

"Negara juga sama. Kita harus bangga. Indonesia mau dibawa ke mana. Brand itu harus dibangun. Mau dijadiin negara maritim, industri, pertanian, semua harus tahu dan nanti mengikuti. Nanti sekolah dan universitas mengikuti sesuai pola negaranya. Soal bisnis juga sama, misalnya mengarah ke pertanian," tandasnya.

4. Terjun ke masyarakat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pentingnya pemimpin terjun di masyarakat. Sebab, masyarakat menginginkan pemimpin yang dekat dengan mereka.

"Ya memang akan lebih baik kalau ada di lapangan, lebih baik kalau memang ya selalu di masyarakat, ada di masyarakat dekat dengan masyarakat," ujar Jokowi, Selasa (5/3).

Politikus PDIP ini mengaku pola kepemimpinan saat ini sudah mengalami perubahan. Apabila tidak berubah maka akan tergilas oleh waktu dan zaman.

"Ya sudahlah dilihat contoh-contohnya sudah bisa dilihat, yang menilai itu masyarakat, masyarakat itu memang zamannya sudah berubah," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar