Pada 70 tahun yang lalu, seorang ilmuwan Swiss menemukan efek halusinasi dari sebuah obat bernama LSD. Albert Hoffman, demikian nama ilmuwan itu, sempat mengonsumsi LSD-25, obat yang dia racik sendiri pada 1938 guna penelitian kegunaan medis atas substansi lysergic acid compounds.
Menurut The History Channel, setelah menenggak racikan bernama resmi lysergic acid diethylamide itu, Hoffman mengaku mengalami sensasi yang tidak biasa, yang disertai dengan halusinasi. Dia melaporkan pengalamannya itu dalam sebuah catatan riset.
"Pada Jumat lalu, 16 April 1943, saya terpaksa menghentikan pekerjaan di laboratorium pada sore hari dan pulang ke rumah setelah merasa gelisah luar biasa, yang disertai dengan sedikit pusing," kata dia.
"Di rumah, saya berbaring dan hanyut dalam kondisi cukup menyenangkan dan teler, diwarnai imajinasi tertentu. Dalam keadaan seperti bermimpi, dengan mata tertutup (karena cahaya di siang hari membuat silaunya tidak menyenangkan), saya melihat kumpulan gambar yang fantastis, bentuk-bentuk luar biasa yang berpadu dengan warna-warni yang meriah. Setelah dua jam, kondisi ini perlahan-lahan menghilang," tulis Hoffman.
Setelah mencoba LSD sekali lagi untuk memastikan efeknya itu, Hoffman langsung mempublikasikan laporan mengenai penemuannya. Dia memastikan LSD merupakan obat yang menimbulkan dampak halusinasi.
Konsumsi obat itu populer pada dekade 1960-an, saat sejumlah tokoh anti kemapanan seperti Aldous Husxley, Timothy Leary, dan Ken Kesey terang-terangan menyatakan kegunaan LSD sebagai obat rekreasi. Namun, AS dan diikuti banyak negara, pada 1965 menyatakan LSD sebagai obat terlarang.
Sejak saat itu, pihak berwenang di mancanegara memberantas produksi, penjualan, kepemilikan, maupun penggunaan LSD. Efek obat itu dinilai bisa berdampak negatif bagi pemakainya. Namun, penjualan obat terlarang itu masih berlangsung di pasar gelap, dan disajikan dalam kemasan gambar-gambar lucu serta menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar