Kehidupan Tasripin dan ketiga adiknya sangat jauh dari kelayakan. Menempati sebuah rumah berdinding kayu berukuran 5 kali 7 meter per segi, mereka selalu bertahan hidup seadanya.
Dengan hasil pendapatan sebagai buruh tani dengan upah Rp30-40 ribu sehari, Tasripin masih sulit memenuhi kebutuhannya dan ketiga adiknya. Bahkan, sabun dan shampo menjadi barang mewah buat mereka.
Tak heran kondisi kesehatan mereka pun sangat rentan terkena penyakit. Adik Tasripin, Rianti (6 tahun) misalnya. Karena sering kali mandi tidak menggunakan sabun dan shampo, ia menderita penyakit gatal-gatal di bagian kepala.
Malu dengan penyakit yang dideritanya, Rianti pun selalu menggunakan kerudung untuk menutupi gatal di kepala. Akibat kondisi juga membuat ia terlihat lebih minder dan tertutup dibandingkan dengan kakaknya Dandi dan adiknya Daryo.
Menurut warga, Riyanti tidak dapat main dan berbaur dengan teman-temannya yang lain, karena temannya selalu menjauh saat ia datang ikut bermain.
Ely salah satu relawan dari Purwokerto yang pertama kali datang ke rumah Tasripin mengakui jika keadaan mereka sangat memprihatinkan. Selain baju yang dikenakan sangat lusuh dan kotor, kondisi badan mereka juga sangat bau.
"Sekarang sudah mendingan, mereka sudah kita kirim sabun dan shampo. Rambut dan badan mereka sudah tidak lengket dan bau lagi," kata dia.
Diketahui, perjuangan Tasripin menghidupi adiknya mendapat perhatian dari Presiden SBY. SBY lewat akun twitternya @SBYudhoyono men-twit kisah pilu Tasripin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar