Konon kemaluan yang besar membuat pria jadi percaya diri. Dia jadi “lebih garang” bertemu dengan pasangan bercintanya. Akhirnya, mitos kemaluan jadi penentu kepuasan seksual pun menyeruak hingga saat ini.
Sebagian pemilik penis kecil pun menjadi terpengaruh dan kurang percaya diri karena mitos ini. Dan, untuk menyembunyikan rasa mindernya, mereka pun membuat berbagai alasan untuk menghindari orang tahu kalau “punyanya” lebih kecil. Di samping itu, rasa minder ditunjukkan dengan memberikan kepuasan kepada pasangannya bukan dengan jalan penetrasi.
Dikutip dari Suara Merdeka Cybernews, inilah alasan para pria untuk menutupi soal kecilnya penis mereka:
Sangat egois. Sikap egois ini ditunjukkan pria untuk mengecohkan perhatian orang lain soal ukuran alat vitalnya. Pria ini sengaja berbuat demikian bahwa sikapnya cukup jantan secara fisik dan mengaburkan pandangan punya penis besar juga pertanda kejantanan. Biasanya pria ini tampil glamor, gaya hidup mewah, dan punya ukuran duniawi yang “lebih”
Jago seks oral. Otomatis pria yang minder dengan ukuran penisnya akan mencoba cara lain untuk memuaskan pasangannya. Pria tersebut mengandalkan permainan menciumi vagina pasangannya sebelum melakukan penetrasi. Jika pasangan wanita sudah “tidak kuat”, maka seberapa pun besarnya penis bukan lagi suatu masalah.
Menghindari bahasan tentang kemaluan. Sudah pasti pria tipe ini sangat menjauhi apa pun obrolan soal ukuran penis. Dia lebih baik menyingkir atau mencoba mengganggu obrolan dengan melontarkan tema selain seks untuk dibahas.
Berprinsip ukuran bukan masalah. Meski pun memang benar ukuran penis tidak mempengaruhi kepuasan dan kesempatan memiliki anak, namun pria berkemaluan kecil lebih ngotot memperjuangkan pernyataan tersebut. Dia lebih mengedepankan opini soal kualitas seks dibanding sekadar ukuran penis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar