Siapa bilang organ intim pria tidak pernah mengundang perhatian. Sejak dulu, perhatian masyarakat pada organ genital ini sangatlah besar.
Tak jarang kita mendengar pria yang mau membayar mahal atau melakukan beragam cara untuk memiliki penis yang besar dan keras. Pikiran sempit sebagian pria ini pun tak ayal memunculkan praktik-praktik aneh yang terkadang tak bisa dipertanggungjawabkan secara medis.
Ironisnya, seiring waktu, ”praktik aneh” ini tetap bertahan dan bahkan terus berkembang. Nah apa saja prosedur aneh yang dilakukan pria untuk menyempurnakan penisnya, berikut ulasannya.
1. Operasi perpanjang penis
Sebagian dari penis secara alami tinggal atau sembunyi di dalam tubuh. Sebagian pria berpikir, bagian yang tersembunyi itu seharusnya dikeluarkan dari tubuh melalui jalan operasi. Sejenis pembedahan yang disebut ligamentolysis akan membuat penis pria lebih panjang dua hingga tiga sentimeter. Teknik ini dilakukan dengan cara memotong bagian suspensory ligament yang menahan batang penis di dalam tubuh dan membuatnya terlepas.
Namun tak heran, semua prosedur pemotongan ini ternyata tidak memberikan ekstra atau penambahan panjang yang cukup. Sehingga, kebanyakan pria tidak puas dengan hasil pembedahan ini. Sebuah riset menyebutkan, rata-rata tingkat kepuasan operasi ini hanya 35 persen dan Asosiasi Urologi Amerika (AUA) menyatakan bahwa prosedur ini selain tidak aman, juga tidak bermanfaat.
2. Penis zombie
Gagal dengan prosedur pembedahan ligamen tak membuat pria tidak berhenti mencari upaya medis untuk memperbesar ukuran Mr P. Upaya yang satu ini agak menyeramkan karena harus mencangkokkan kulit orang yang sudah meninggal pada bagian penis yang akan dibesarkan.
Istilah penis zombie mungkin ada benarnya karena prosedur yang diciptakan perusahaan bernama LifeCell ini menggunakan jaringan kulit manusia hasil donasi. Dalam situs perusahaan ini disebutkan bahwa prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki hernia dan rekonstruksi payudara. Tetapi, beberapa dokter ahli bedah dalam situs lain justru mengiklankannya untuk tujuan lain, yakni memperbesar penis.
Kabarnya, prosedur yang dinamakan AlloDerm ini dilakukan dengan cara mencangkokkan lembar-lembar jaringan kulit orang yang sudah mati pada penis untuk menambah lingkarnya supaya terlihat besar. Prosedur ini telah dianjurkan oleh para ahli bedah phalloplasty Amerika (AAPS). Meskipun faktanya bahwa LifeCell tidak menyarankan AlloDerm untuk memperbesar penis. Secara spesifik, menambahkan lapisan-lapisan AlloDerm di bawah kulit penis di atas bagian yang disebut erectile chambers untuk memberikan ketebalan dengan cara menumpuk atau membungkus cangkokan.
3. Suntik penis
Meski kebanyakan pria mungkin enggan menaruh risiko penisnya dengan benda tajam, tapi tak sedikit mereka yang nekat ”bermain” dengan jarum suntik. Dalam dunia medis, hanya beberapa jenis tindakan saja yang dibenarkan menyuntik langsung penis semisal pengobatan disfungsi ereksi oleh dokter ahli.
Tetapi ada prosedur kontroversial yang kabarnya cukup banyak dilakukan yakni suntik penis dengan lemak. Dokter akan mengambil sumber lemak yang berasal dari beberapa bagian tubuh pasien, lalu disuntikan kembali ke dalam penis.
Jika tubuh tidak dapat menyerap kembali lemak yang disuntikan ini, ada risiko yang mengancam. Efek samping yang dilaporkan adalah memar, bengkak-bengkak, benjol-benjol dan infeksi. Dan efek samping ini terbilang masih belum seberapa ketimbang para pria yang nekat menyuntik penis sendiri di rumah.
Pada 2005, Departemen Pelayanan Medis di Thailand pernah membuat peringatan keras bagi para pria untuk tidak menyuntikan Vaseline dan minyak zaitun pada penis mereka karena risiko deformitas. Pada 2007, Wisconsin Medical Journal pernah mempublikasikan kisah tentang tiga orang imigran Hmong yang menyuntikan sejenis herbal pada kulit penis mereka. Herbal itu adalah minyak ylang-ylang yang dalam pengobatan China dipercaya membantu kemampuan seksual. Tiga imigran itu harus mendapat ragam perawatan mulai dari sunat hingga cangkok kulit penis.
Pada 2008, sebuah jurnal kesehatan pernah mempublikasikan cerita pria Bulgaria berusia 30 yang menyuntikan cairah parafin ke dalam penisnya dan mengikatnya dengan kabel “dengan tujuan memperbesar dan memperpanjang.” Pria ini, yang kabarnya hingga kini bentuk penisnya tidak karuan ini, sempat dilarikan ke UGD sebelum akhirnya diberikan perawatan. Pada Januari 2010, jurnal Infectious Diseases in Clinical Practice melaporkan pria yang penisnya mengalami necrosis (matinya sel dan jaringan) akibat disuntik cairan silikon oleh oknum dokter.
4. Bedah skrotum
Bedah kosmetik untuk organ genital pria tak terbatas pada penis. Ada pula pasar yang mengeksploitasi penampilan testis atau organ penghasil sperma. Bedah kosmetik pada skrotum atau kantung testis didasarkan pada asumsi bahwa supaya penampilan buah zakar lebih bagus, bentuknya harus sempurna, berukuran besar dan seimbang dengan penis.
Atas dasar asumsi yang aneh itulah, prosedur yang disebut testicular prosthesis ini diciptakan sejak 1941. Operasi ini awalnya dikembangkan untuk mengisi atau menggantikan testis yang hilang, bukan menggantikan yang sudah ada. Saat dilahirkan, beberapa pria ada yang memiliki satu testis, bahkan ada yang mengalami kelainan sehingga tak memilikinya (anorkia bilateral), atau berukuran sangat kecil.
Para pria saat ini dapat memeroleh implan silikon dengan ukuran beragam (bahkan ada suatu situs menyediakan penawaran implan seperti halnya menu cepat saji, mulai dari ukuran medium, large hingga extra large).
Pada suatu situs lainnya disebutkan bahwa tujuan bedah skrotum tak sekedar kosmetik. “Tindakan ini juga akan menghilangkan kekhawatiran kebanyakan pria yang tidak puas dengan citra tubuh mereka, serta kebingungan akan dirinya akibat ukuran yang terlalu besar, kehilangan, menyalahi estetika, membosankan, dan untuk memperluas kantung skrotum.” Tetapi situs ini juga memberikan peringatan bahwa implan ini bisa mengeras dan menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar