Sabtu, 23 Maret 2013

Iklan di koran tak laku, operator telepon seks sebar SMS mesum

Arif (30) terkejut menerima SMS dari nomor tak dikenal. Isinya vulgar sekaligus membuat penasaran.

"Bang ngobrol sama Sisi yuks, Sisi udah kangen ingin dibelai sama abang, telepon ya bang ke 0809XXXXXXXX."


Dia mencoba mengontak nomor yang ada di sana. Arif baru sadar kalau yang dikontaknya adalah layanan telepon premium yang bertarif Rp 1.700 per 30 detik.

Sebelum diangkat oleh operator wanita, biasanya terlebih dulu mesin penjawab menjelaskan tarif telepon premium ini. Ada yang terang-terangan mencantumkan harga, ada yang mengaku cuma bertarif Rp 400 per menit. Jangan lekas percaya, sulit dipercaya layanan telepon premium semurah itu. Rata-rata tarif adalah Rp 3.200 per menit atau Rp 1.700 per 30 detik.


"Saya penasaran saja, lalu saya telepon. Setelah tahu ya sudah. Itu saja," kata Arif saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (23/3).

SMS bernada mesum ini merupakan strategi baru perusahaan telepon seks. Beberapa waktu lalu, mereka menjaring konsumen lewat iklan-iklan bergambar syur di koran atau majalah. Tujuannya sama, menjaring mereka yang penasaran. Tapi kini rupanya strategi iklan di media cetak ini sudah banyak diketahui. Pendapatan pun merosot, karena penelepon sedikit. Kini mereka mengandalkan SMS mesum yang sengaja disebar.

"Makanya sekarang kita sebar SMS, soalnya kalau iklan di koran udah nggak laku. Yang nelepon jadi banyak lagi," kata Nina, seorang operator seks kepada merdeka.com.

Menurut Nina, di tempatnya bekerja ada bagian khusus yang menangani SMS itu. SMS pun tak asal disebar. Targetnya pengguna ponsel pria. Nina mengaku tak tahu darimana perusahaannya memiliki data itu.

"Kalau kita operator sih tugasnya cuma angkat telepon. Pokoknya merayu konsumen biar nelepon selama mungkin," kata gadis yang mengaku berusia 26 tahun ini.

Nina mengaku bisa menerima 26 telepon per hari. Bermodal rayuan dan desahan mesra, dia sukses membujuk konsumen menelepon berlama-lama. Tak sadar, pulsa tersedot hingga ratusan ribu.

"Aku ajak ngomong soal pacar, sampe soal seks. Laki-laki kan doyan banget ngomong soal begituan," katanya sambil tertawa.

Konsumen yang terjerat umumnya karena rasa penasaran. Ada yang cuma sekali, tetapi banyak juga yang kemudian menjadi pelanggan operator seks ini.

"Ya kan bukan salah kita. Kita sih sekadar menemani cowok-cowok ngobrol. Kan mereka juga tahu kalau tarifnya mahal, jangan nelepon kalau tidak punya uang," elak Nina.

Maka itu, jangan langsung GR kalau ada SMS bernada mesum dari nomor tak dikenal nyasar ke ponsel anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar